Makalah Proses Industri Kimia
“Proses Industri Anorganik Pada Industri Karet”
Dosen
Pembimbing
Ari
Susanti S.T., M.T.
Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas A
Anggota kelompok :
Qotrun Nada Salsabillah
(181910401010)
Bimo Bayu Aji
(181910401016)
Tutik Febrianti
(181910401017)
Leny Rahmawati
(181910401025)
Siti Aisyah
(181910401048)
UNIVERSITAS
JEMBER
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat jasmani maupun rohani. Serta penulis juga mengucapakan terima
kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Proses Industri Kimia I ibu Ari Susanti S.T., M.T. yang
telah membimbing dalam penulisan makalah ini. Sehingga, penulis mampu
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “ Proses Industri Anorganik pada
Industri Karet”.
Penulis tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya
menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat.
Jember,
06 Maret 2019
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Tanaman karet pertama kali ditemukan di benua
Amerika oleh Christopher Columbus pada hahun 1476 pada saat penemuan pertama
kali benua Amerika. Columbus melihat suku asli Amerika, Indian bermain bola
dengan sesuatu yang bisa memantul bila jatuh ke tanah. Benda berupa tersebut
terbuat dari campuran akar, kayu dan rumput yang dicampur dengan bahan yang di
panaskan dengan api dan di dibentuk bulat.
Pada tahun 1731, para Ilmuawan tertarik untuk
menyelidiki benda yang bisa memantul tersebut. Belakangan diketahui benda
tersebut disebut dengan lateks. Seorang Ilmuwan berkebangsaan Prancis, Presnau,
telah menemukan sutau tanaman di Hutan Amazon Brazil yang bisa menghasilkan
lateks. Istilah biologinya tanaman ini mempunyai nama species Havea
Brasilienss.
Tanaman inilah yang kemudian di sebut oleh
orang Indonesia sebagai tanaman karet. Dan kini tanaman karet sudah di budi
dayakan secara lebih maju di wilayah Asia Tenggara. Bahkan Asia Tenggara,
khususnya Indonesia, Malaysia dan Thailand merupakan Negara penghasil karet
terbesar di dunia. puncak kejayaan karet indonesia pada tahun 1926 sampai
mejelang perang dunia II ketika indonesia merupakan pemasok karet alam
terkemuka dipasar internasional.
Besarnya potensi karet yang dapat dimnafaat
sehingga dapat menjadi sumber pemasukan negara. Seiring dengan berjalannya
waktu, industri karet cukup berkembang pesat di Indonesia. Melihat begitu
besarnya potensi yang dapat dilakukan pada industri tersebut. Kegunaan karet
sagat penting. Baik masyarakat umum maupun masyarakat modern saat ini mempergunakan
karet. Hasil utama dari pohon karet adalah lateks yang dapat dijual atau
diperdagangkan oleh masyarakat. Lateks segar ataupun koagulasi biasa digunakan
sebagai bahan baku pabrik crum rubber yang menghasilkan bahan baku untuk
berbagai industri hilir. Karet digunakan untuk barang yang memerlukan komponen
yang terbuat dari karet seperti aneka ban kendaraan, penggerak mesin, dll.
Bahan dengan melakukan pengolahan lebih lanjut dari hasil pengolahan karet.
1.2 Rumusan masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan karet
?
2.
Bagaimana proses dasar dalam
pengolahan karet pada industri anorganik?
3.
Apakah masalah lingkungan dan
keamanan yang akan ditimbulkan?
4.
Apakah manfaat dari produk
industri anorganik pada industri karet?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
karet.
2.
Untuk mengetahui proses dasar
dalam pengolahan industri karet.
3. Untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan dari industri terhadap lingkungan dan keamanan.
4.
Untuk mengetahui manfaat dari
produk industri karet.
1.4 Kegunaan
Banyak kegunaan dari masing-masing industri tergantung jenis dan produk
yanng dihasilkan dari suatu industri baik berupa alat maupun bahan pangan.
Dengan proses yang benar dan baik maka akan menghasilkan produk yang
berkualitas dan kuantitas yang lebih besar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karet
Karet
alam, juga disebut karet India atau caoutchouc, terdiri dari polimer dari
senyawa organik isoprena, dengan senyawa organik lainnya, ditambah air. Tanaman karet merupakan pohon yang
tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m.
Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi.
Beberapa pohon karet ada kecondongan arah tumbuh agak miring. Batang tanaman
ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks (Setiawan dan Andoko,
2000).
Klasifikasi
tanaman karet adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiliensis Muell Arg.
(Setyamidjaja, 1993).
Thailand dan Indonesia
adalah dua produsen karet terkemuka. Bentuk poliisoprena yang digunakan sebagai
karet alam diklasifikasikan sebagai elastomer. Saat ini, karet dipanen terutama
dalam bentuk lateks dari pohon karet atau lainnya. Lateks ini merupakan koloid
lengket seperti susu yang ditarik dengan membuat sayatan di kulit kayu dan
mengumpulkan cairan dalam pembuluh dalam proses yang disebut
"penyadapan". Lateks kemudian dimurnikan menjadi karet yang siap
untuk diproses secara komersial. Di area utama, lateks dibiarkan untuk
menggumpal dalam wadah pengumpul. Benjolan yang terkoagulasi dikumpulkan dan
diolah menjadi bentuk kering untuk pemasaran. Karet alam digunakan secara luas
dalam banyak aplikasi dan produk, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan
bahan lain. Dalam sebagian besar bentuknya yang bermanfaat, ia memiliki rasio
peregangan besar dan ketahanan tinggi, dan sangat tahan air.
Senyawa karet
menghadirkan analis kimia dengan salah satu tantangan mereka yang paling sulit,
tetapi memuaskan. Untuk mendapatkan produk-produk bermanfaat yang berkinerja
dalam berbagai kondisi yang menuntut, matriks karet dapat dibuat khusus dengan
memilih dari berbagai polimer dan aditif. Secara umum dengan plastik, ada
berbagai jenis polimer yang tersedia, yang juga dapat dicampur bersama untuk
lebih meningkatkan sifat. Dengan karet, permutasi komposisi yang mungkin dibuat
lebih banyak dengan beragam pemlastis, pengisi, alat bantu proses, antidegradan
dan sistem penyembuhan. Dalam satu kelompok aditif saja, karbon hitam, ada
lebih dari 30 produk yang berbeda. Karena itu, teknologi karet merupakan
teknologi yang matang, memungkinkan penyetelan senyawa yang baik agar sesuai
dengan sejumlah kriteria desain dan persyaratan produk yang tampaknya saling
bertentangan.
Dunia beruntung
memiliki karet sebagai bahan pembuat berbagai macam barang kebutuhan manusia.
Dari pakaian, keperluan rumah tangga, kendaraan, hingga peralatan perang,
banyak menggunakan karet sebagai komponen pendukung dalam perakitannya. Hal ini
tentu saja berkaitan erat dengan perkembangan industri karet yang semakin
modern. Lewat perkembangan teknologi dalam industri karet, jika awalnya hanya
digunakan untuk menghapus tulisan pensil, kini karet dapat digunakan untuk
membuat beragam jenis barang kebutuhan manusia.
Pada masa sebelum bangsa Eropa
melakukan ekspedisi besar-besaran untuk mencari wilayah baru, karet alam telah
dikenal oleh bangsa Indian. Orang Indian memanfaatkan getah hasil penyadapan
pohon Para untuk membuat bola. Bola tersebut mereka gunakan dalam permainan
tradisional Indian, Lacrosse.
Berbicara tentang industri karet,
ada seorang tokoh pionir dalam industri karet modern bernama Thomas Hancock.
Thomas berhasil menciptakan teknologi baru dalam pengolahan lateks atau getah
karet. Kemudian beliau juga memelopori perkembangan industri karet , dengan
mendirikan pabrik pengolahan karet di London, Inggris, pada tahun 1820.
Pada era sebelum Hancock, industri
karet telah ada dan cukup berkembang. Pabrik pabrik di Inggris telah
memproduksi pakaian dari bahan dasar karet. Seperti jas hujan berlapis karet
ciptaan Charles Macintosh yang diberi nama, Macintosh Raincoat.
Namun produk
yang dihasilkan pada masa itu memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan
produk karet pada masa itu adalah sifatnya yang sangat terpengaruh oleh
perubahan cuaca. Kelemahan tersebut membuat seorang ilmuwan bernama Charles
Goodyear melakukan penelitian untuk dapat mengatasinya. Penelitian itu pun
berhasil. Dengan memanaskan campuran lateks dan belerang, Charles Goodyear
mampu menghasilkan produk karet baru yang lebih kuat dan tidak terpengaruh oleh
cuaca. Proses pencampuran karet dan belerang tersebut kemudian disebut dengan
proses vulkanisasi.
Dari penemuan
proses vulkanisasi tersebut, Thomas Hancock menemukan ide baru. Hancock
berhasil menciptakan mesin pengolah karet yang disebut dengan Masticator. Mesin
tersebut dapat melakukan proses vulkanisasi secara otomatis, serta mampu
mendaur ulang karet bekas menjadi produk baru. Penemuan mesin Masticator
disebut sebagai tonggak awal perkembangan industri karet modern dunia. Kini
kita tidak hanya mengenal lateks dari pohon Para sebagai tumbuhan penghasil
karet, industri karet modern telah memperkenalkan karet sintetis yang bersifat
sama dengan lateks. Bermacam-macam barang telah dihasilkan industri karet untuk
membantu manusia dalam memudahkan kehidupannya
2.2 Pengolahan Karet
Karet yang alami atau sintetis, tiba di pabrik pengolah
(perakit) dalam bal besar.Setelah karet tiba di pabrik, pemrosesan melewati
empat langkah: Compounding (penggabungan), Mixing (pencampuran), Shaping
(pembentukan) dan Vulcanization (vulkanisasi). Formulasi dan metode
peracikan karet tergantung pada hasil yang diinginkan dari proses pembuatan
karet.
a.
Compounding (Penggabungan)
Menambah bahan kimia dan aditif lain untuk menyesuaikan
karet untuk penggunaan yang dimaksudkan. Karet alam dapat berubah dengan
suhu, menjadi rapuh karena dingin dan lengket karena panas. Bahan kimia
yang ditambahkan selama peracikan bereaksi dengan karet selama proses
vulkanisasi untuk menstabilkan polimer karet. Aditif tambahan dapat
termasuk reinforcing
fillers untuk meningkatkan sifat karet atau non-reinforcing fillers
untuk memperpanjang karet dan mengurangi biaya. Jenis pengisi yang
digunakan tergantung pada produk akhir.
Bahan yang paling umum digunakan adalah karbon hitam,
berasal dari jelaga. Carbon hitam meningkatkan kekuatan tarik dan
ketahanan karet terhadap abrasi dan sobekan. Karbon hitam juga
meningkatkan ketahanan karet terhadap degradasi ultraviolet. Sebagian
besar produk karet berwarna hitam karena ditambahkan dengan karbon hitam.
Bergantung pada penggunaan karet, aditif lain yang digunakan dapat
mencakup aluminium silikat anhidrat sebagai pengisi penguat, polimer lain,
karet daur ulang (biasanya kurang dari 10 persen), antioksidan, bahan kimia
penahan ozon, pewarna pigmen, plasticizer.
b.
Mixing (Percampuran)
Aditif harus dicampur secara menyeluruh ke dalam
karet. Viskositas tinggi (ketahanan terhadap aliran) dari karet membuat
pencampuran sulit untuk dicapai tanpa menaikkan suhu karet yang cukup tinggi
(hingga 300 derajat Fahrenheit) untuk menyebabkan vulkanisasi.
Untuk mencegah vulkanisasi dini, pencampuran biasanya
dilakukan dalam dua tahap. Selama tahap pertama, aditif seperti karbon
hitam dicampur ke dalam karet. Campuran ini disebut sebagai
masterbatch. Setelah karet mendingin, bahan kimia untuk vulkanisasi
ditambahkan dan dicampur ke dalam karet.
c.
Shaping (Pembentukan)
Pembentukan produk karet terjadi dengan menggunakan empat
teknik umum: ekstrusi, calendering, pelapisan atau cetakan, dan
pengecoran. Lebih dari satu teknik pembentukan dapat digunakan, tergantung
pada produk akhir.
Ekstrusi terdiri dari memaksa karet melalui serangkaian
pengekstrusi sekrup. Calendering melewati karet melalui serangkaian celah
yang semakin kecil di antara roller. Proses roller-die menggabungkan
ekstrusi dan calendering, menghasilkan produk yang lebih baik daripada proses
individual.
Pelapisan menggunakan proses calendering untuk menerapkan
lapisan karet atau untuk memaksa karet ke dalam kain atau bahan
lainnya. Ban, tenda kain kedap air, jas hujan, ban, dan rakit tiup dibuat
dari bahan pelapis dengan karet.
Produk karet seperti sol sepatu, gasket, stempel, cangkir
hisap, dan penghenti botol dicetak menggunakan cetakan. Moulding juga
merupakan langkah dalam membuat ban. Tiga metode utama karet cetak adalah
cetakan kompresi (digunakan untuk membuat ban di antara produk lain), cetakan
transfer, dan cetakan injeksi. Vulkanisasi karet terjadi selama proses
pencetakan daripada sebagai langkah terpisah.
d. Vulcanization
(Vulkanisasi)
Vulkanisasi menyelesaikan proses produksi karet. Vulkanisasi
menciptakan hubungan silang antara polimer karet, dan prosesnya bervariasi
tergantung pada persyaratan produk karet akhir. Lebih sedikit hubungan
silang antara polimer karet menciptakan karet yang lebih lembut dan lebih lentur.Menambah
jumlah koneksi silang mengurangi elastisitas karet, menghasilkan karet yang
lebih keras. Tanpa vulkanisasi, karet akan tetap lengket ketika panas dan
rapuh saat dingin, dan itu akan membusuk lebih cepat.
Vulkanisasi, awalnya ditemukan pada tahun 1839 oleh Charles
Goodyear, membutuhkan penambahan sulfur ke karet dan memanaskan campuran hingga
280 F selama sekitar lima jam. Vulkanisasi modern, secara umum menggunakan
sejumlah kecil sulfur yang dikombinasikan dengan bahan kimia lain untuk
mengurangi waktu pemanasan hingga 15 hingga 20 menit. Teknik vulkanisasi
alternatif telah dikembangkan yang tidak menggunakan sulfur.
2.3 Dampak yang ditimbulkan industri terhadap
lingkungan
a)
Karakteristik dan
Dampak Limbah Cair
Karakteristik
dan jumlah limbah yang dihasilkan dari proses produksi karet dipengaruhi oleh
bahan baku yang digunakan.
1. Perkiraan
Debit Limbah Cair
Proses
pengolahan karet tergolong proses basah, banyaknya kebutuhan air
untuk keperluan pengolahan akan menentukan
banyaknaya limbah cair yang dihasilkan, sekaligus menetukan rancangan ukuran
sarana pengolah limbah. Jumlah air yang
digunakan dalam proses
produksi, hampir seluruhnya menjadi limbah, karena karet baik
berupa bahan baku maupun setengah jadi tidak menyerap air. Pengaruh kebutuhan
air adalah tingkat kotoran yang ada dalam bahan baku, serta efesiensi kinerja
sarana pengolahan. Nilai parameter limbah pada setiap bagian proses pengolahan
berbeda-beda. Nilai parameter BOD atau COD yang sangat besar dari air buangan
menunjukkan tingginya kadar bahan organiknya,
peningkatan kadar bahan organik akan makin mengganggu ekosistem
lingkungan yang menerima air buangan karena oksigen
banyak digunakan oleh bakteri pengurai untuk menghancurkan bahan organik
tersebut. Total padatan merupakan bahan yang berasal dari pemecahan komponen
organik, sedangkan padatan tersuspendi merupakan bahan yang tidak larut di
dalam air dan cenderung mengalami pembusukan jika suhu air meningkat
(musim panas). Dampak negatif juga timbul jika air limbah langsung dibuang
ke sungai atau perairan umum. Bagi pabrik yang berlokasi di areal perkebunan,
penanganan limbah cair relatif mudah, bahkan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk
tanaman karetnya.
2. Karakteristik dan Dampak Limbah
Padat
Secara umum
limbah padat yang terbentuk pada
pengolahan karet tidak tergolong limbah beracun. Limbah
biasanya hanya berupa tatal, lumpur, pasir rotan, kayu, daun, dan plastik bekas
kemasan. Bokar yang kotor merupakan sumber utama pembawa limbah padat. Beberapa
jenis padatan dalam jumlah yang sudah sedemikian besar akan mengganggu
keseimbangan ekosistem. Limbah tersebut jika dibuang ke sungai, dalam jangka
waktu tertentu akan menyebabkan pendangkalan badan air. Limbah padat akan dikirim
ke TPA dalam keadaan sudah cukup kering, lebih baik lagi jika sudah bersifat kompos,
sehingga di TPA tinggal proses pelapukan akhir.
Beberapa akibat merugikan yang
disebabkan oleh adanya limbah produk karet alam adalah :
1. Gangguan terhadap kesehatan;
2. Gangguan terhadap kehidupan
biotik;
3. Gangguan terhadap keindahan dan
kenyamanan.
Limbah padat
ini karena tidak
dapat didaur-ulang, maka
biasanya dibiarkan menumpuk
begitu saja, ditimbun atau dibakar. Hal ini disebabkan karena karat alam
merupakan bahan polimer yang bersifat termoset atau bahan polimer yang tidak dapat diolah kembali dengan cara
pemanasan dan pengepresan. Selain itu karat alam juga merupakan bahan polimer
yang sulit terdegradasi dialam, sehingga limbah karet alam tersebut akan menumpuk
di permukaan bumi.
Dalam mengatasi limbah produk karet alam, beberapa
upaya telah dilakukan antara lain pembakaran
ataupun penimbunan, di mana hal ini menimbulkan masalah
baru karena dengan pembakaran
(insenerasi) selain biayanya cukup mahal juga menghasilkan asap hitam yang mengganggu
pernafasan dan mengganggu kenyamanan. Sedangkan bila ditimbun di dalam tanah,
akan mengganggu masuknya unsur hara dan
menghambat resapan air kedalam
tanah. Untuk mengantisipasi semakin menumpuknya limbah karet, saat ini sedang
dikembangkan bermacam-macam penelitian untuk menanggulangi limbah tersebut
sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Pedoman Minimisasi
Limbah.
Limbah lateks
pekat merupakan polutan yang potensial jika tidak ditangani dengan baik.
Pengolahan limbah lateks untuk memenuhi persyaratan lingkungan semata, akan
membutuhkan biaya yang cukup besar. Kini limbah lateks dapat dikonversi secara mikrobiologis untuk menghasilkan
berbagai produk yang bernilai tambah ekonomis tinggi seperti: IAA(hormon
tumbuhan), pupuk bio organik, dan biomassa mikroalga. Proses biokonversi dapat dibuat
berlangsung simultan dengan pengolahan limbah sehingga bisa mengurangi volume
limbah dan sekaligus menghilangkan bau busuk. Pupuk bio organik yang dihasilkan
terbukti dapat menghemat sampai 50% pupuk kimia pada tanaman pangan, tanaman
perkebunan, serta tanaman penutup tanah.
2.4
Pemanfaatan karet.
a. Karet
alam
Karet alam
banyak digunakan pada industri-industri barang. Karet memiliki pengaruh besar
terhadap bidang transportasi, industri, pendidikan, komunikasi, hiburan,
kesehatan, banyak kehidupan lain yang vital dalam kehibupan manusia.
Karet alam dapat
dipergunakan dengan baik pada beberapa kegunaan atau aplikasi seperti: aneka
ban kendaraan (sepeda, motor, mobil, traktor, dan pesawat terbang), selang
karet, karet anti vibrasi atau karet anti getar, karet untuk peralatan atau
komponen listrik, isolator, bahan pembungkus logam.
Bahan karet yang
diperkuat dengan benang- benang sehingga cukup kuat, elastis dapat digunakan
sebagai tali kipas mesin besar maupun mesin kecil. Peralatan-peralatan banyak
yang dibuat dengan menggunakn bahan karet. Alas lantai dari karpet, keset dapat
dibuat dengan bermacam- macam warna dan desain yang menarik. Banyak tambang-
tambang besar yang mengolah bijih besi dan batu bara menggunakan belt yang
sangat panjang untuk pengangkutnya. Belt tersebut terbuat dari karet alam.
Pabrik-pabrik juga menggunakan berbagai macam belt untuk power trasmission
belt, pengangkutan hasil dan keperluan lain.
Alat rumah
tangga dan kantor seperti kursi, kasur busa, serta alat tulis seperti karet
penghapus menggunakan bahan karet untuk membuatnya. Beberapa alat orahraga
seperti bermacam-macam bola maupun peralatam permainan juga menggunakan bahan
baku karet.
b. Karet
sintesis.
Karena banyak
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh karet alam, maka dalam pembutan
beberapa peralatam menggunakan bahan baku karet sintesis
Ø Jenis
NBR ( Nytrile Butadiene Rubber )
Karet
yang memiliki ketahanan minyak tinggi, bisa digunakan dalam pembutaan pipa
karet untuk bensin dan minyak, membran, seal, gasket, serta barang lain yang
biasanya digunakan untuk peralatan kendaraan barmotor atau industri.
Ø Jenis
CR ( Chloroprene rubber )
Karet
yang tahan terhadap nyala api banyak digunakan dalam pembuatan pipa karet,
pembungkus kabel, dan sabuk pengaman. Perekan juga dibuat dengan menggunakan
jenis CR tertentu.
Ø Jenis
IIR (isobutene isoprene rubber)
Sifat
kedap terhadap gas yang dimiliki oleh jenis karet ini dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan ban kendaraan bermotor, juga pembalut kawat listrik, serta pelapis
bagian dalam tangki penyimpan lemak atau minyak.
Ø Jenis
EPR ( ethylene propylene rubber)
Sifat
yang tahan terhadap sinar matahari, ozon serta pengaruh unsur cuaca, sehingga
jenis ini dapat digunakan untuk pembuatan kabel listrik.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium